JFX MULAI MEMPERDAGANGKAN TIMAH MURNI BATANGAN DALAM NEGERI

Jakarta Futures Exchange (JFX), 22 Maret 2021.  Jakarta Futures Exchange / Bursa Berjangka Jakarta pada tanggal 22 Maret 2021 mulai memperdagangkan komoditi pasar fisik timah murni batangan untuk pasar dalam negeri sebagai suatu terobosan baru dalam perdagangan pasar fisik yang ada di JFX.  Pada perdagangan perdana ini, tercatat total transaksi sebanyak 150 lot  atau sebanyak 150 ton.  Perdagangan pasar fisik timah dalam negeri ini JFX berkolaborasi dengan KBI sebagai Lembaga Kliring timah.

Ditengah masa pandemi yang melanda di seluruh dunia dan penyelenggaraan vaksin secara nasional, JFX tetap optimis dalam mengembangkan dan mendukung pertumbuhan dan perputaran roda ekonomi di Indonesia.

Stephanus Paulus Lumintang, Direktur Utama Jakarta Futures Exchange mengatakan, “Dengan adanya pasar fisik timah dalam negeri, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, dan turut serta mempercepat pemulihan Ekonomi bangsa”.

“Saya optimis, dengan dimulainya transaksi perdagangan timah murni batangan dalam negeri, akan menarik inventor domestik untuk bertransaksi melalui sistem perdagangan yang ada di JFX” ujar Stephanus Paulus Lumintang.

Purwoko, Direktur Niaga PT Timah Tbk. mengatakan, “sebagai salah satu member, kehadiran JFX yang merupakan salah satu alternatif bursa timah di Indonesia memberikan kenyamanan dalam bertransaksi karena lebih mengedepankan tata niaga yang fleksibel dan transparan yang mana semua transaksi tercatat dan dapat dimonitor oleh negara”.  “Harapan bersama PT Timah Tbk. dan JFX atas transaksi timah dalam negeri ini dapat memberikan angin segar pada hilirisasi produk timah dalam negeri, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional”.

Pada tahun 2021, JFX Sebagai Self Regulatory Organization (SRO), menetapkan tahun 2021 sebagai tahun “Perubahan dan Pengembangan”. Pengembangan dan perbaikan akan dilakukan di semua lini organisasi, terutama di bidang sumber daya manusia (struktur organisasi dan etos kerja).  Hal ini dilakukan demi efisiensi dan peningkatan produktivitas, serta menjadikan sumber daya yang siap berkiprah di era globalisasi.  Melalui perbaikan yang dilakukan baik secara internal maupun antar-lembaga, diharapkan perubahan ini berdampak positif bagi industri dan perusahaan baik dalam hal industrial positioning maupun dalam hal financial result.